Senin, 22 Juli 2013

meningkatkan panen padi

meningkatkan panen padi
Memacu Panen Padi 13,6 Ton/Ha dengan Gizi Lengkap
            “Wah,belum pernah saya panen sebanyak ini.”Begitu komentar Pak Solikhin, petani padi di desa Karang Randu, Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah ketika karung terakhir selesai ditimbang. Panen kali ini memang tidak seperti biasanya. Bagaimana tidak, Pak Solikhin dan petani-petani di desa Karang Randu, rata-rata hanya panen 6-7 Ton/Ha gabah kering panen, sementara sawah Pak Solikhin bisa meningkatkan panen padi mencapai 13,6 Ton/ Ha, meningkat 2 kali lipat dari biasanya. Hal ini diakui pula oleh Pak Indama dan Pak Suswanto, yang ikut serta pada proses pemanenan dan penimbangan padi.
            Kenaikan hasil panen ini termasuk mengejutkan. Karena ketika berumur sekitar 25 hari dan 31 hari sempat terendam banjir karena luapan air sungai, tanaman padi hanya kelihatan pucuknya saja, jadi diperkirakan tidak akan menghasilkan panen maksimal.
            Hasil panen sebanyak itu, diakui Pak Solikhin karena faktor ketidak sengajaan. Ketika itu Pak Solikhin terlambat membeli pupuk kimia/makro, karena stok telah banyak diborong oleh petani-petani lain yang menanam pada waktu yang bersamaan,sehingga hanya mendapat jatah sedikit. Ketika dalam posisi kebingungan kekurangan pupuk,datang kawan lama yang menawarkan Pupuk Organik Padat yang bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia/makro,dan Pupuk Organik Cair serta Hormon untuk penyemprotan.Pada awalnya,Pak Solikhin masih ragu karena yang ditawarkan adalah produk baru dan belum pernah mencoba. Tapi karena desakan kawan tersebut maka Pak Solikhin memberanikan diri untuk mencoba untuk luasan 1 Ha dari 4,5 Ha lahan miliknya.
            Pada awalnya Pak Solikhin melakukan perendaman benih dengan menggunakan Hormon tersebut,yang mengandung Sitokinin,Auksin dan Giberelin,terutama sangat bagus untuk mempercepat tunas.Sebagai pupuk dasar pupuk kimia/makro dicampur dengan Pupuk Organik Padat.Lalu pupuk kedua diberikan pada umur 35 hari.Untuk penyemprotan menggunakan Pupuk Organik Cair dicampur dengan ZPT,dan penambahan perekat,perata dan pembasah sebagai antisipasi terhadap hujan.Penyemprotan dilakukan umur 15,25,35,dan 45 hari.
            Belakangan Pak Solikhin baru paham bahwa,walaupun tanpa sengaja tapi justru pupuk yang diberikan ternyata memenuhi azas berimbang dan seimbang,artinya berimbang dalam hal unsur-unsur gizi yang diberikan ke tanah dan tanaman,serta seimbang antara penggunaan pupuk kimia/makro dengan pupuk organik/mikro.
TANAH JADI GEMBUR
Selain meningkatkan panen padi, Pak Solikhin juga menjumpaikan kondisi tanah di sawahnya jauh lebih gembur. ”Tanah disini rata-rata sudah keras, tapi saya heran kok setelah pakai Pupuk Organik Padat ini, tanah saya kok jadi lebih gembur ya”demikian ujar Pak Solikhin. ”Matun (menyiangi rumput-red) jadi lebih enak ”Kondisi tanah jadi lebih gembur karena adanya Asam Humat Fulvat yang terkandung dalam Pupuk Organik Padat. Selain itu Asam Humat Fulvat juga mampu mengolah kembali pupuk kimia/makro yang mengendap di dalam tanah, sehingga bisa jauh menghemat penggunaan Pupuk Kimia/Makro.
            Selain itu, yang bisa diamati ternyata anakan jauh lebih banyak, bisa mencapai 40-67 anakan, daun lebih segar dan lebar, daun padi tetap hijau meski padi telah menguning, malai padi lebih panjang dan padat berisi, rata-rata per-malai berisi 180-215 bulir padi. Hal ini bisa dimaklumi, karena dengan penggunaan Pupuk Organik Padat maka kebutuhan gizi tanaman akan lebih terpenuhi. Selama ini petani hanya menggunakan Pupuk Kimia/Makro saja yang hanya mengandung 3-4 unsur gizi saja. Sementara Pupuk Organik Padat yang dipakai Pak Solikhin mengandung lebih dari 20 macam gizi/nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan juga hormon-hormon perangsang tumbuh.
TAMBAHAN KEUNTUNGAN
Dilihat dari sisi ekonomis, dengan hasil panen sebanyak itu tentu sangat menguntungkan, mengingat penggunaan Pupuk Kimia/Makro sangat dikurangi. Hasil panen tersebut dijual ke tengkulak dengan harga Rp 2.400/kg. Panen biasanya 6000 Kg X Rp 2.400 = Rp 14.400.000, setelah pakai Pupuk Organik 13.600 Kg X Rp 2.400 = Rp 32.640.000. Berarti tambahan keuntungan Pak Solikhin Rp 32.640.000-Rp 14.400.000 = Rp 18.240.000. Anggap saja tambahan keuntungan bersih Rp 15.000.000 per-Ha, tentu hal ini sangat menguntungkan dan mampu meningkatkan panen padi serta kesejahteraan petani meningkat. Andai saja semua petani bisa merasakan hal yang sama.  "INDONESIA PASTI LEBIH MAKMUR" dan tanpa import beras dari negara lain.


Pemesanan Pupuk dan Obat Hama Penyakit Padi, silahkan hubungi: